Selasa, 16 Juli 2013

Kisah Inspirasi dari Seorang Bocah

ZhangdaSeorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.

Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.

Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.

Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.

Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,
“Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah?
Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir.
Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.”

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,
“Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!”

Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?
Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.
Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.

Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya. [islamedia]

Selasa, 09 Juli 2013

Gadis Kecil Yang Shalihah

Kali ini saya mengutip kisah nyata dari tanah Arab...
dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya.. Amiend.. :)
Kisah ini sangat menggugah. Di dalamnya terdapat hikmah yang besar tentang istiqomah, kesabaran, dan dakwah. Tentang seorang gadis kecil yang diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Islam dan berpegang teguh atasnya, walaupun terjadi sesuatu atas dirinya.
Monggo, silakan dinikmati kisahnya..

GADIS KECIL YANG SHALIHAH
oleh: Ummu Mariah Iman Zuhair

Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:
Saat aku megandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung pipit itu adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.
Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai soerang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek. Dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil, Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia akan mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.
Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang berpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalatnya, dan sunnah-sunnahnya.
Tatkala dia sampai SMP, mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma’ruf dan senantiasa menjaga hijabnya. Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Sri Lanka.
Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nasrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: “Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!”
Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan, seraya berkata: “Mama, aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam”. Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.
Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya meminta hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.
Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?
Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang terasa sangat pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakitnya dan berkata: “Sakit ringan, akan segera hilang InsyaAllah.” Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kami pun membawanya ke rumah sakit..
Selesailah pemeiksaan dan diagnosa yang sudah sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.
Dokter mengabarkan kepada kami, bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk dan menangis. Adapaun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira. “Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah…” Akupun mendekatkan dia di dadaku , sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: “Wahai ummi, Alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku”.
Dia pun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!! Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini. Adapun penerjemah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya.
Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.
Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: “Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku.”
Kami (aku, suamiku dan Afnan) pergi untuk pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia berkata kepadanya: “Apakah engkau seorang muslimah?” Dia menjawab: “Tidak”
Afnan pun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya ke sebuah kamar kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi dengan linangan air mata. Dia mengatakan bahwa 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. Dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.
Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan membuatnya mati. Akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan orang tuanya.
Pada suatu hari, Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya: “Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?”. Maka dia mencoba menenangkannya, dan bahwa mungkin bagi mereka untuk memasang kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: “Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna”. Temanku tersebut berkata: ”Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan. Aku tidak memahami seuatupun, seluruh pikiranku tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan pikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati”.
Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!
Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan di sisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.
Di rumah sakit tidak terdengar adzan, dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu’ dan shalat, tanpa ada yang membangunkannya!!
Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari dia akan meninggal. Maka memungkinkan bagi kami untuk membawanya ke rumah. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku. Di rumah, dia tidur di sebelah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.
Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak mampu menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang. Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum. Dia berkata: “Ummi, kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat”. Kukatakan “(Mimpi) yang baik InsyaAllah.” Dia berkata: “Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau, keluargaku, kalian semua berada di sekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi.”
Akupun bertanya kepadaya: “Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut?”. Dia menjawab: “Aku menyangka, bahwasanya aku akan meninggal dunia dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi, Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku”.
Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.
Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku, dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring di atas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: “Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu”. Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: “Aku ingin mencium pipimu yang kedua”. Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: “Afnan, ucapkanlah Laa ilaaha illallah”.
Maka dia berkata : “Asyhadu alla ilaaha illallah”. Kemudian dia menghadapakan wajahnya ke arah kiblat dan berkata “Asyhadu alla ilaaha illallah”. Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali, kemudian dia berkata “Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah”. Dan keluarlah rohnya.
Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kesturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, keluargaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang bisa aku katakan kecuali Alhamdulillahi Rabbil “aalamin…
Dikutip dari: Rubrik Kisah pada Majalah Qiblati, edisi 04 tahun III – 2008

Kamis, 16 Mei 2013

Nabi Sulaiman AS dan Seekor Semut

Nabi Sulaiman AS dan Seekor Semut

Kerajaan Nabi Sulaiman AS dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka.
Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo’a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdo’a memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. “Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku”, do’a sang semut kepada Allah SWT.
Mendengar do’a si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, “Kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah SWT telah mengabulkan permohonan seekor semut”. Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.

Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma.
Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, “Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?”.
Si semut menjawab, “Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun”.
Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, “Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu”.
Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS.
Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang.
Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, “Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu”
“Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

Sabtu, 27 April 2013

Dongeng Anak Islami

 PAK SERKAH
 
Pada suatu masa, hiduplah Pak Serkah dan keluarganya. Pak Serkah hanya bekerja sebagai pedagang keliling. Hidupnya serba kecukupan. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Nana. Barang-barang yang dijualnya ada ember, gayung, tempat minum, tempat makan, dan lain-lain. Semua barang dagangannya itu dimasukkan-nya kedalam sebuah gerobak tua pemberian Kakeknya yang sudah meninggal. Itulah hadiah terakhir Pak Serkah dari Kakeknya.
Pada suatu hari, seperti biasa, Pak Serkah berkeliling menjual dagangannya. Namun, apa yang terjadi? Dagangan Pak Serkah tidak laku sama sekali. Pak Serkah duduk di taman kota sambil termenung. “Oh… sungguh malang nasibku ini…”, gumam Pak Serkah dalam hati.
Tiba-tiba seorang Kakek tua yang berwajah mirip sekali dengan Kakek Pak Serkah datang. Dia berpakaian kumal, penuh tambalan, dan membawa sebuah topi berisi beberapa keping uang receh. Ternyata dia adalah seorang pengemis.
“Maaf, Pak, jujur, saya ingin membantu. Tapi dagangan saya hari ini tidak laku sama sekali. Jadi, saya tidak memiliki uang…”, kata Pak Serkah. “Oh… terima kasih,”, kata Pengemis itu, lalu berbalik arah. “Tunggu dulu, Kek! Tapi Kakek boleh mengambil salah satu dari barang saya ini. Saya ikhlas, kok!”, ujar Pak Serkah.
Kakek Pengemis itu lalu berbalik arah lagi, lalu mengambil salah satu barang dari gerobak Pak Serkah. “Terima kasih, Nak! Semoga Allah memberimu balasan yang lebih besar. Tapi ingat, setelah kau menjadi kaya, sisihkanlah sebagian uangmu dan gunakanlah untuk beramal,”, kata Pengemis itu.
Pengemis itu pun pergi. Tak berapa lama setelah Pengemis itu pergi, sebuah bus berhenti di situ. Semua penumpang turun dan mengerubungi Pak Serkah. Ada yang membeli ember, gayung, topi, dan lain-lain. Semuanya laku terjual. Bahkan tempat minum bocor pun laku.
Pak Serkah melongo. “Bagaimana ini bisa terjadi?”, gumam Pak Serkah bingung. Sudahlah… ini kan rejeki, rejeki patut disyukuri… Pak Serkah menenangkan diri.
Saat Pak Serkah menengok ke gerobaknya, Pak Serkah melihat tempat makannya dan topi yang robek pun laku terbeli. Pak Serkah mulai sadar, kalau segala barang yang dimasukkannya ke dalam gerobak itu pasti akan laku terjual.
Pak Serkah lalu pulang ke rumahnya dengan wajah yang berseri-seri. “Kenapa Bapak terlihat begitu bahagia, Pak?”, tegur Nana. “Mungkin semua dagangannya laku terjual,”, kata Bu Tiauw, istri Pak Serkah. “Benarkah, Bapak?”, Tanya Nana. Pak Serkah mengangguk.
Keesokan harinya, Pak Serkah mulai memasukkan barang dagangannya ke dalam gerobak kesayangannya itu. Dan…. seperti kemarin, semua barang yang ditaruh di situ laku semua!
“Alhamdulillah…”, gumam Pak Serkah bangga.
Semakin lama, Pak Serkah menjadi kaya. Rumah nya yang terbuat dari gedek’ (anyaman), sekarang sudah dibangun menjadi dinding dari beton, dia sekarang sudah memiliki sawah yang berhektar-hektar luasnya, kebunnya sangatlah luas, dan dia juga sudah memiliki kios tersendiri. Semua barang dagangannya ditaruh di gerobak ajaibnya, supaya cepat laku. Semakin lama, Pak Serkah memang menjadi kaya. Namun, semakin lama, Pak Serkah membagi uangnya menjadi tiga bagian. Satu itu keperluan keluarga, satu untuk membeli barang dagangan, dan satu untuk beramal. Pak Serkah semakin lama berpikir kalau semuanya itu adalah kenikmatan yang patut disyukuri. Tapi, Pak Serkah malah tidak begitu mensyukurinya. Uang yang disisihkannya untuk beramal kini semakin menipis, bahkan sekarang tidak ada lagi beramal. Dia hanya membagi uangnya menjadi dua. Satu untuk keluarga, dan satunya lagi untuk membeli barang.
Pak Serkah merasa ingin membeli traktor untuk sawahnya, lalu ingin membangun kolam ikan di kebun yang harganya mahal, membuat peternakan, dan bahkan, Pak Serkah ingin membeli sawah lagi!
“Pak… kenapa Bapak sekarang tidak pernah beramal lagi?”, tegur Nana suatu saat, saat mereka makan malam bersama. “Eeee…. Mmm…. sebenarnya Bapak juga ingin memberi mereka sedekah, Nak. Bapak jujur….”, kata Pak Serkah. “Kalau begitu, kenapa sekarang Bapak tidak menyisihkan uang untuk beramal lagi?”, Tanya Bu Tiauw.
“Begini, Bu, semakin lama kebutuhan kita semakin banyak saja. Kalau saja kebutuhan kita tidak sebanyak ini, Bapak pasti akan bersedekah.”, Pak Serkah memberi alasan. “Ah, itu cuma alasanmu saja, Pak. Pokoknya, aku ingin kita bersedekah.”, kata Bu Tiauw. “Jangan memaksa, Bu…”, kata Pak Serkah. “Bapak, kalau Bapak tidak mau beramal, nanti, di akhirat nanti, Bapak pasti akan dihukum oleh Allah SWT.”, kata Nana.
“Kalian berdua sama saja. Pokoknya aku nggak mau. Aku merasa sekarang kebutuhan kita semakin bertambah, jadi, uang yang kita butuhkan semakin banyak juga,”, kata Pak Serkah. “Bapak ngomongnya kok diulang-ulang terus, sih? Kayak kaset rusak aja, deh!”, ledek Nana. “Gggrrrhhh….. kamu ini anak kecil kok!!!”, marah Pak Serkah.
Pak Serkah tidak peduli dengan apa yang dikatakan Bu Tiauw dan Nana, akhirnya, Pak Serkah tidak mau beramal. Tidak mau beramal meski hanya sedikit.
Namun, disamping itu, Bu Tiauw dan Nana selalu beramal dan berinfaq. Diam-diam, kadang, Bu Tiauw mengambil sebagian uang Pak Serkah untuk diinfaqkan. Bu Tiauw dan Nana memang berhati mulia.
Pada suatu hari, saat Pak Serkah melihat dompetnya, Pak Serkah kebingungan, uang sebesar Rp. 200.000,00 nya hilang. Pak Serkah tidak tahu kalau Bu Tiauw mengambilnya.
“Bu, tadi ada pencuri yang mengubek-ubek dompetku, nggak?”, Tanya Pak Serkah pada Bu Tiauw. “Nggak ada, kok! Tapi cuma aku dan Nana yang masuk. Dan kami berdua pastinya bukan pencuri, kan?”, jawab Bu Tiauw, pura-pura tidak tahu.
“Ya Allah…. apakah ini hukumanmu bagi hambamu yang kurang bertaqwa ini?”, gumam Pak Serkah dalam hati. Mulai dari hari itu juga, Pak Serkah rajin beramal dan berinfaq lagi. Uangnya dibagi menjadi tiga bagian lagi.
“Bu, apakah Bapak sudah insyaf?”, Tanya Nana suatu saat. “Bukannya insaf Nana… Tapi Bapak-mu itu sudah menyadari kesalahannya. Jadi, dia berusaha menghapus kesalahannya itu,”, jelas Bu Tiauw. “Oh…”, kata Nana mengerti.
Tiba-tiba Pak Serkah datang. “Bu… semua amalan sudah saya berikan. Saya sudah meminta maaf kepada Allah yang maha esa. Sekarang, tidak ada lagi pencuri yang mengambil uangku. Mungkin Allah sudah mau mengampuniku,”, kata Pak Serkah. “Pak… sebenarnya ini rahsia. Tapi yang namanya keluarga tidak boleh ada rahasia-rahasiaan.”, kata Bu Tiauw. “Ok!” “Tidak ada pencuri yang datang. Semuanya aman. Akulah yang mengambilnya untuk beramal. Tapi maaf kalau aku tidak bilang,”, jelas Bu Tiauw. Hahaha… Mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak.
“Aku tidak akan sombong lagi, dan kau juga tidak boleh mengambil uang orang tanpa ijin ya, Bu…”, kata Pak Serkah. “Aku senang Bapak menjadi orang yang baik lagi, Pak…”, kata Bu Tiauw.
Perlu diketahui, orang yang pelit akan mempersempit rejekinya. Dan suka beramal bukan membuat orang yang beramal menjadi miskin. Akan tetapi, di akhirat nanti, Allah pasti akan membalas kebaikan dengan kebaikan. Dan begitu pula sebaliknya.
Dikirim oleh: Donita Keizha Az-Zahra

ARTIKEL MENARIK LAINNYA
TK MUJAHIDIN 2 SBY:

Minggu, 21 April 2013

MBA PUNYA CERITA


 Kisah ini adalah suatu kejadian yang nyata. Ya.. kisah yang menggambarkan bagaimana indahnya suatu kebersamaan . Semua orang pasti percaya kalau kebersamaan itu seperti suatu benteng yang kuat dan terlihat indah. Itulah yang dirasakan oleh orang-orang yang mempunyai kebersamaan yang kuat.
Berbicara tentang kebersamaan mungkin banyak orang yang mengetahui artinya... tapi kita yakin sedikit sekali yang dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan ini...
Hmmm.... kalau masalah pengaplikasian... kita sudah sama-sama tahu.. memang sulit....
Namun di sini berbeda... apa yang dikatakan orang kebersamaan itu terbukti adanya...
Boleh percaya atau tidak.... tapi inilah adanya....

Yaa... inilah salah satu kebersamaan yang dimiliki oleh MBA..

MBA OK..

Mereka berasal dari tempat yang berbeda-beda.. ya.. ada yang dari kambang, tarusan, bayang, batusangkar, padang, solo, solok, dan ada juga yang dari muaro.. haha.. memang tempat yang terpisah-pisah.
Namun, dengan tempat yang terpisah itu bertemulah mereka di suatu rumah. Ya... rumah yang agung.. rumah yang mulia.. yaitu Baitul ‘Arafah.
Dari namanya saja sudah dapat kita artikan “rumah pertemuan”. Ternyata memang benar, rumah tersebut menjadi tempat bertemunya insan-insan ini.
Tua.. Muda.. Miskin.. Kaya.. tak jadi penghambat untuk munculnya kebersamaan ini. Hmm... memang sesuatu yang luar biasa.. jarang kita dapatkan kejadian ini pada zaman sekarang. Hal ini menjadi suatu cahaya benderang bagi MBA.
Beberapa kegiatan pun dilakukan. mulai dari mengurus remaja.. TPA.. Pesantren Ramadhan dan acara-acara lainnya yang tentunya bersifat keagamaan.
Yaa... kegiatan yang dijalani memang banyak dan tentunya ini tidak berjalan mulus saja.. rintangan demi rintangan pasti ada.. namun berhasil dilewati. Yaa.. apalagi yang dapat membuat itu berhasil kecuali dari kebersamaan yang mereka miliki.. dan imannya kepada Allah SWT.
Di balik kegiatan keagamaan.. mereka juga memiliki kegiatan yang bersifat refreshing.. HHmmm... memang indah...


Yaa... inilah salah satu bentuk kegiatan refreshing mereka.... haha... lucu.. dan mengasyikkan.

Anak-Anak MBA Ke Pariaman Naik Kereta Api

MBA Liburan Ke Pantai Pariaman.... hmm... enaknya....

hahaaaa......... cantik2 juga ya....
Remaja Baitul ’Arafah Ke Pariaman
 

haha.... lagi nyantai d pantai carocok...

hmmm........ ihat lah senyuman indah yang terpancar..... haha...

haha... inilah ayah dan anak... yang sempat balangga d bukik Taratak .. haha...

Hhaha... Mas Tono OK.. bangeeet..

HAHA.... MBA OK...

hahaa........ Gebby terkapar siap jatuah d bukik taratak....

haha...... www.C4ROCOK.COM

beberapa PRIA gagah di MBA.... hahaha....
Senyum-senyum indah keluar dari wajah mereka.. di sini terlihat suatu nikmat Tuhan yang di berikan kepada umatnya manusia.. Subhanallah...
Hmmm... memang sesuatu hal yang jarang terjadi... yaa... itulah hebatnya ’Arafah.. ia dapat menghasilkan anak-anak yang terdidik.. dan mempunyai jiwa kebersamaan.
Semua itu memang tak terlepas dari pemimpin kami.. yang memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat.


hmm... Jendral MBA... haha.. OK.. kann!!
Inilah dia Pemimpin TPA n Remaja MBA.... namanya Deflaming,S.SosI. biasa disebut Bg Def atau Bg Aming... haha..

Jika dilihat dari raut mukanya ia adalah pemimpin yang ramah dan murah tersenyum.. dan memang benar... semua anggota dekat kepadanya.. dan menghormati dia karena wibawa yang dimilikinya. Hmmm... memang Hebat..
Ia juga memiliki seorang istri yang setia menemaninya.... Rini anggraini,ST.. yaa. Itulah sesosok wanita yang setia menemaninya kapanpun dan dimanapunHaha... maaf kalau berlebihan.. namun itulah dia..

Inilah pasangan yang mempunyai kesetiaan yang tinggi (Deflaming & Rini Anggraini). Haha....

 Selain itu.. MBA juga mempunyai pilar-pilar lainnya.. yang pertama adalah Pak Jon... hmm.. beliau adalah seseorang yang kuat pendiriannya terhadap Islam... ia juga menjadi seorang guru yang baik dalam kebersamaan kami.. yang kedua adalah Mas Tono... haha... ia adalah seorang yang memiliki sifat kedermawanan... contohnya saja (uang julo-julonyo untuak TPA) haha... ok banget..
Kemudian MBA juga  memiliki ”3 PEMUDA SERANGKAI”... haha.. dia adalah Gebby, Iyenk, Ipad. Bicara soal Gebby ia adalah murni anak didik MBA dari kecil... hingga akhirnya ia sempat menjadi Ketua Remaja MBA.. dan kini mungkin sudah bisa pula menjadi guru bagi santri-santrinya... kalau Iyenk, ia adalah seseorang yang juga memiliki kepribadian yang kuat... ia juga di juluki anaknya Pak Jon... karena kemiripan sifatnya dengan beliau... haha... mantab..
Jika bicara tentang Ipad... waaw.. sungguh luar biasa.. semua potensi mungkin ada pada dirinya.. memiliki kepercayaan diri yang kuat, kata-kata yang di keluarkannya pun penuh dengan pantun-pantun indah.. yang mungkin juga kadang-kadang tidak nyambung.... haha.... Mereka ber-3 pernah menjadi pengurus Remaja MBA dalam satu periode... dan pada saat itu remaja MBA mengalami masa-masa kejayaannya... hmm.... Hebat.
Selain itu MBA juga memiliki sesosok manusia yang keras suaranya, besar badannya.. namun tegap pendiriannya.. hahaha.. itulah dia Bg Juned.. bicara tentang bg Jun. Waduh... banyak yang bisa di ceritakan.. sifatnya yang suka mebuat lucu dan kadang-kadang juga membuat kesal... membuat MBA semakin berwarna... namun kekesalan itu hilang akibat kocaknya .... haha..
Juga tidak ketinggalan tentang UAN LIMIN... haha... Uan memang pengurus yang hebat.. ia juga langsung bertindak sebagai pekerja dalam pembangunan MBA.., ikuik pai bali jawi Korban.. dll.. haha... ( Mintuo Bg Jun ma.... haha...).
Setelah itu ada lagi yaitu Buk Amna.. Beliau adalah ”MINTUO BASAMO”... hahaha... (kalau alah malam pulang rapek.. harus dicaliak an pulangnyo... haha)..
Hmm... Banyak pilar-pilar  lain MBA yang mungkin tak bisa diceritakan di sini... beliau adalah Pak Dodi, Buk Neni, Mas Adi, Vani, Buk Sol... dan semua yang tergabung di MBA..

Memang kebersamaan yang indah... yang mungkin jarang kita temukan pada zaman sekarang ini.
Banyak cerita yang terjadi di ’Arafah... yang mungkin tak akan dapat tertulis satu-persatunya.... semua berada dalam suatu ingatan yang indah...
Akan tetapi... mereka tetap meyakini bahwa tidak selamanya mereka akan dapat seperti ini. Namun, kebersamaan itu tak akan pernah hilang ia akan ada untuk selamanya..  walaupun pada akhirnya nanti mereka akan terpisah-pisah kembali.. yaa... mereka akan kembali melanjutkan kehidupan ini..
Kehidupan yang mungkin hanya sementara...

Tapi yakinlah... pada suatu hari nanti... mereka akan berkumpul kembali.. dan membuat hal-hal yang luarbiasa lagi.... yang tentunya akan terlihat dengan indahnya kebersamaan yang mereka miliki.

Itulah hebatnya Baitul ’Arafah.... Orang-orang yang tadinya kecil.. dan terpisah-pisah..sekarang menjadi sekumpulan orang yang hebat dan mempunyai jiwa kebersamaan yang hebat....

Ini Juga Beberapa Kegiatan yg ada di MBA..... HAHA... mantab...


wow..... berbahaya.. haha... mantab..

hmmm.... indahnya d Masjid Dzikrullah..

OK... JUGA....

haha... Ipad makan surang-surang se...

hmm... enaknya buka bersama...

nah... inilah dia santri-santri MBA..

INI JUGA.... buka bersama remaja MBA... asik lho...

BAITUL ’ARAFAH..... TAK KAN PERNAH TERGANTI
By : MBA

Kamis, 04 April 2013

Celoteh Bocah

SI MANYUN DAN SI INGUSAN
“Kenalkan, namaku Si Manyun. Kamu tahu kenapa aku dipanggil Si Manyun? Karena aku selalu manyun. Kalau diam aku selalu manyun, kalau bicara aku juga manyun, setelah tertawa pun aku juga suka manyun.”
“Kenalkan, namaku Si Ingusan. Kamu tahu kenapa aku dipanggil Si Ingusan? Karena aku selalu ingusan. Suara sentrap-sentrupnya pasti bikin jijik, ya? Maafin, ya. Habis mau gimana lagi?”
Si Manyun dan Si Ingusan pun bermain bersama. Mereka berdua bermain petak umpet. Si Ingusan kesal sekali, karena dia selalu saja kalah. Tempat persembunyiannya selalu saja berhasil ditemukan Si Manyun.
“Kenapa ya, aku selalu ketahuan?” tanyanya heran.
“Karena kamu ingusan,” jawab Si Manyun. “Suara ingusmu kedengaran, jadi aku tahu tempat persembunyianmu.”[]
Diceritakan oleh Bintan Fathikhansa di depan Anindya Rahmakhansa
Ditulis oleh Bang Aswi [16 April 2010]
=====
MEREKA TAK MAU MENGALAH  [1]
Abi : Susunya mau diambilin, Kak?
Kakak mengangguk.
Adek : Susunya jangan diambilin….
Abi : Biarin atuh, Dek….
Adek : Jangaaan….
Abi : Kenapa? Kakak, kan, anak Abi juga.
Adek : Bukan. Kakak mah anak Umi. Adek yang anak Abi.
Abi : Lho?! Adek anak Abi, Kakak juga anak Abi.
Adek : Bukan. Adek anak Abi, Kakak anak Umi.
Abi : Adeeek. Abi anaknya dua, yaitu Adek dan Kakak. Umi juga anaknya dua, Adek dan Kakak.
Adek : Nggak mau! (Merajuk dan matanya mulai berembun) Adek anak Abi aja, Kakak anak Umi.
Ditulis oleh Bang Aswi [Medio April-Mei 2010]
=====
MANDI SAMA BEBEK
Pada suatu hari Adri (2 tahun) menangis meraung-raung. Alasannya sederhana saja, dia tidak mau mandi! VLa pun telah mempersiapkan beberapa ‘persenjataan ‘ yang mumpuni sebagai cara untuk membujuknya agar mau mandi.
Adri: Gak mau mandi…. Pokoknya gak mau mandi…. GAK MAUUU….
VLa: Mandi, ya? Kan, biar bersih badannya, biar sehat. Ini, mandinya sama bebek. Niiih … (VLa menyodorkan mainan bebek dari karet)
Adri: GAK MAU MANDIII…. (tambah mengamuk) GAK MAUUU …!!!
VLa: (mengubah suara) Hallo, Adri, aku bebek. Kita mandi, yuk…! (VLa menggoyangkan boneka bebeknya seakan-akan berbicara pada Adri)
Pada saat itulah mata Adri langsung berbinar cerah meski masih terlihat bekas uraian air mata. Senyumnya langsung mengembang dan tangannya pun langsung menyongsong boneka bebek dari tangan VLa. Katanya, “Yuk! Yuk! Ayo kita mandiii!!!” Dia pun dengan penuh semangat beranjak ke kamar mandi.[]
Ditulis oleh VLa
Diedit oleh Bang Aswi [28 Mei 2010]
=====
MENGHITUNG JERAPAH
Pada hari Selasa, 27 April 2010, Ken-Ken (6 tahun) membuka salah satu buku serial Barney terjemahanku. Judulnya “Pergi ke Kebun Binatang”. Salah satu halamannya terdapat foto empat ekor jerapah.
Aku pun bertanya padanya, “Ken-Ken, berapa ekor jerapahnya?”
Ken-Ken lalu mulai menghitung, dan dijawabnya, “Tiga.”
Aku mencoba bersabar, dan kemudian berkata, “Coba dihitung lagi, Ken.”
Ken-Ken pun menghitungnya dan dengan yakin dia menjawab, “Tiga.”
Aku kembali mencoba bersabar dengan memperhatikan foto jerapah yang ada di depan kami. Pada saat itulah aku memahami kekeliruan pertanyaanku. Foto empat jerapah di sana sedang menghadap ke depan dan hanya tiga ekor yang terlihat, karena ekor yang satunya tersembunyi. Berarti jawaban Ken-Ken benar!
NB: Selama ini aku baru sadar bahwa ketika mengajar aku selalu menggunakan kalimat “Ayo hitung …” atau “Berapa…” tanpa menggunakan kata “ekor” sebagai satuan untuk objek binatang. Nah, ketika aku bertanya, “Ken-Ken, berapa ekor jerapahnya?” tentu Ken-Ken menganggap bahwa yang harus dihitung adalah ekornya, bukan jerapahnya. Oh ya, Ken-Ken termasuk anak yang digolongkan “autis”.[]
Diceritakan dan ditulis oleh Maulia
Diedit oleh Bang Aswi [27 Mei 2010]
=====
HARI YANG BAHAGIA
Alhamdulillah, Abi dan Ummi mendapatkan rezeki. Hari ini aku mau jalan-jalan. Rencananya kami mau pergi ke BSM. Aku mau beli boneka dan sepatu, Adek Anin mau beli boneka dan tas.
Selesai berbelanja, kami pergi menonton film di bioskop. Filmnya bagus sekali, yaitu tentang Upin dan Ipin. Kami juga pergi ke taman bermain. Aku dan Adek Anin senang sekali. Kita berdua bermain sepuasnya di sana.
Tak disangka, di sana kami bertemu dengan Nayla, Atta, Ayah Hepi, Ibu Yuni, Arkis, Arvi, Ayah Anton, dan Ibu Novi. Kita pun bermain bersama. Betapa senangnya aku. Kita semua dapat tertawa, berlari-lari, juga naik kereta-keretaan beramai-ramai.
Puas bermain, kita semua pergi ke restoran pizza. Yummy! Kita pun duduk di sekeliling meja besar. Di atasnya banyak sekali pizza beraneka rasa. Juga minuman segar dan ice cream. Wuih, lezatnya.
Akhirnya, kami pun pulang ke rumah. Aku puas, begitu pula dengan Adek Anin. Hari ini aku senang sekali. Terima kasih, Abi dan Ummi.[]
Diceritakan oleh Bintan Fathikhansa (6,5 tahun)
Ditulis oleh Bang Aswi [11 April 2010]

Selasa, 02 April 2013

Teman Kecil ALI

Ali dan keluarganya pergi ke desa di pagi hari pada hari minggu untuk piknik. Ibunya mengatur perlengkapan piknik di atas tanah.
Ibunya telah memenuhi keranjang dengan wortel, kesukaan Ali. Langsung saja, Ali duduk di bawah pohon. Dia membaca buku dan memakan wortel. Dia melihat seekor kelinci mendekati keranjang. Ali duduk perlahan, mencoba untuk tidak menakuti sang kelinci kecil.
“Kamu pasti lapar, kelinci kecil,” katanya.
“Memang benar. Aku sangat suka wortel,” sang kelinci setuju.
“Mari,” kata Ali: “Ayo makan wortel-wortel ini bersama-sama dan berbincang-bincang. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadamu…”
Sang kelinci mulai berbicara: Kami para kelinci tinggal di sarang yang disebut lubang kelinci, yang kami gali di bawah tanah. Dan wortel sangat cocok dengan kehidupan kami di bawah tanah karena mereka tumbuh di dalam tanah. Jadi kami dapat menemukannya dengan mudah. Wortel adalah makanan kesukaan kami, dan Allah telah menciptakan wortel sedemikian sehingga kami tidak kesulitan menemukannya. Karena Allah menghendaki seperti ini, kami tidak mempunyai masalah dalam mencari makanan. Ini adalah salh satu keajaiban ciptaan-Nya.”
Ali berpikir betapa Allah telah menciptakan segalanya dengan cara yang tepat untuk digunakan para hewan. Dia teringat akan jeruk yang dia makan di musim dingin. Dia mengagumi bagaimana jeruk itu dikupas dari kulitnya dalam bentuk terpotong-potong sehingga dia dapat dengan meudah memakannya. Apabila jeruk itu tercipta dalam bentuk yang berbeda, pikirnya, mungkin akan sulit dimakan. Jeruk mengandung banyak Vitamin C, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan Ali bersyukur kepada Allah Yang menciptakan jeruk dalam keadaan siap terpotong dan dikemas sedemikian rupa sehingga orang mudah memakannya. Dan, tentu saja, merupakan nikmat lainnya bahwa kita memiliki gigi untuk memakan jeruk. Allah juga memberikan kelinci gigi depan untuk memotong wortel dengannya.

“Baiklah,” kata Ali, “Kemampuan istimewa apa lagi yang telah diberikan Allah Yang Mahakuasa kepadamu?”
Sang kelinci menjawab: “Allah telah memberikan setiap makhluk kemampuan untuk mempermudah hidupnya. Ada banyak jenis kelinci dengan kemampuan yang berbeda-beda di dunia. Misalnya, kelinci yang tinggal di daerah dingin biasanya berbulu putih, supaya mereka sulit untuk dilihat dan dapat bersembunyi dengan mudah. Kelinci liar seperti aku memiliki kaki dan telinga yang lebih panjang. Kelinci yang tinggal di gurun pasir Amerika memiliki telinga yang besar. Telinga itu membantu kelinci untuk mendinginkan tubuh di panasnya gurun.”
Ali mengangguk: “Setiap orang tahu cerita mengenai kamu dan kura-kura. Kamu pelari yang cepat, bukan?”
“Ya,” sang kelinci mengangguk. “Kaki belakangku lebih panjang dan lebih kuat dari kaki depanku. Jadi aku dapat berlari secepat 40 sampai 45 mil per jam (60 km/jam dan 70 km/jam) dan terkadang melompat sejauh 20 kaki (6 meter) dalam sekali lompatan.”
“Jadi, bagaimana kamu menemukan rumah bawah tanahmu. Dan saat kamu tidak di sana, adakah kelinci lain yang menempatinya?” Ali ingin tahu.
“Beberapa binatang menandai rumah mereka dengan aroma bau,” teman barunya menjelaskan. “Misalnya, rusa kecil Afrika meninggalkan zat yang dihasilkan dari kelenjar di bawah mata mereka. Bau dari zat ini menandai wilayah tempat tinggal mereka. Kami mempunyai kelenjar di taring kami dan kami menandai rumah kami dengan bau dari kelenjar tersebut. Jadi kelinci lain tidak menempatinya dan kami dapat menemukan rumah kami dengan mudah. Tentu saja, ini bukanlah hal yang kami lakukan dengan sendirinya, namun melalui tuntunan Allah.”
“Apakah kamu mempunyai saudara laki-laki dan perempuan?” tanya Ali.
“Kami para kelinci berkembang biak dengan sangat cepat,” jawab temannya. “Induk kelinci hamil dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 28-33 hari. Induk kelinci melahirkan bayi kelinci yang banyak dalam sekali waktu. Sebagai contohnya, aku mempunyai 15 saudara… kelinci muda tinggal bersama induknya dalam waktu sekitar satu bulan. Dan kelinci mempunyai sifat lain: kelinci dapat kawin 3-4 hari setelah dilahirkan.”
Pada saat itu, ayah Ali datang dan bergabung dalam percakapan mereka.
“Aku bahkan tidak mengetahui semua ini, kelinci kecil,” katanya: “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu. Betapa mengagumkannya Dia telah menciptakan seluruh jagat raya dan segalanya dan setiap makhluk di dalamnya. Dalam Al Qur’an Allah Yang Mahakuasa berfirman:
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. al-An’am, 6:102)
Dia telah memberikan kita semua nikmat yang kita miliki agar kita bersyukur kepada-Nya dan mendapat pertolongannya di kehidupan dunia ini di mana kita mengalami ujian yang mempersiapkan kita untuk kehidupan yang abadi. Kamu tahu bahwa Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur’an bahwa dia telah menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah bersyukur atas semua nikmat, mengatur kehidupan kitas sesuai dengan Al Qur’an dan hidup untuk Allah. Allah berfiman dalam Al Qur’an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. al-Kahfi, 18:28)
“Ayah,” tanya Ali: “Kalau ayah coba lihat ke sekiling kita dan memikirkannya, ada begitu banyak yang harus disyukuri, bukan? Pohon yang kita lihat setiap hari, burung yang terbang, kelinci kecil… kalau ayah melihat itu semua dengan seksama, ayah melihat rancangan sempurna pada setiap ciptaan tersebut. Dan hanya daya kreasi yang sempurna dari Allah Yang Mahakuasa yang dapat melakukannya, bukan? Bila tidak, bagaimana mungkin seekor kelinci menjadi cukup pintar untuk mendapatkan semua keterampilan ini dengan dirinya sendiri?”
“Kamu benar, Ali,” jawab sang kelinci: “Kalau Allah tidak memberikan kami semua kemampuan kami saat Dia menciptakan kami, tidak satupun dari kami memiliki kemampuan untuk mendapatkan itu semua dengan sendirinya.”
Ayah Ali menambahkan: “Ali, bagus sekali kita melakukan piknik ini. Awalnya kamu tidak mau pergi bersama kami, namun kemudian kamu berkenalan dengan kelinci kecil ini dan perbincangan kamu telah membuatmu memikirkan beberapa hal.”
“Ayah benar,” Ali setuju. “Perbincangan kita telah membantu aku untuk melihat Allah dalam setiap hal. Terima kasih, kelinci kecil, aku harus pergi dengan ayahku sekarang. Aku akan menanyakan ibuku apakah kami masih memiliki wortel lagi, bila iya, akan aku bawakan untukmu. Sampai jumpa lagi, selamat tinggal.”
“Terima kasih, Ali,” kata sang kelinci kecil. “Semoga Allah memberkatimu.” ["Cerita Anak Cerdas 1" Harun Yahya]

Sabtu, 23 Maret 2013

Siti Masyitoh

“Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara setelah mendengar cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula ketika suatu hari Siti Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap Astagfirullah. Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari. Kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si Masyitoh itu,” umpat Fir’aun.

“Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun pada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada Masyitoh dengan amarah yang semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh mantap.
“Kamu tahu akibatnya? Kamu sekeluarga akan saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah pada Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menanggung segala akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak-anakmu.”
“Lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. “Yakinlah Masyitoh, Allah pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu, janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah) keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu, Jibril?” tanya baginda Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.
ADA CINTA DI MASJIDKU
Oleh : Reza Ervani
(Ditulis sebagai persembahan cinta untuk Mas Yudha)

Usai sholat maghrib itu,
Seorang gadis kecil berjilbab merah jambu, dengan baju serasi yang juga berwarna indah
Mengendap-ngendap, menyusup melewati batas sholat laki-laki dan wanita
Mata bolanya lucu mengganggu syaraf geli di hatiku
Doapun segera kuakhirkan, melihat apa yang si lucu ini rencanakan ...

Kepalanya bergerak lucu, mencari-cari sesuatu di luasnya ruang masjid
Mimik wajahnya menjadi semakin cerah, ketika sesuatu itu ternyata ditemukannya di salah satu sudut masjid
Langkahnya diayun pelan-pelan, menambah lucu wajahnya
Mengendap-ngendap, jilbabnya juga berayun dengan ritme jenaka
Senyumku semakin mengembang ..., bertanya-tanya ...

Sedetik, dua detik, tiga detik ...
"Papaaaaah ..."
Gadis kecil itu melompat memeluk sosok laki-laki yang sedang tidur-tiduran di lantai masjid.
Sang ayah sejenak kaget,
Tapi lalu menyambut hangat tubuh mungil itu dalam pelukannya.
Dan tawa keduanya pun membelah keheningan petang itu ...
Dalam hangat kasih sayang di akhir Ramadhan ...

Ahh, Robb, aku iri ....

PUSDAI, Akhir Ramadhan 1427
Al Faqir Reza Ervani
posted by UKMI AL HIDAYAH - UNJANI @ 1:31 AM

Kamis, 21 Maret 2013

Cerita Lucu

@TEKA-TEKI SUKSESI.
Seorang wakil presiden dimasa Orde Baru, sebut saja namanya Tresno. Sebagai wakil presiden yang baik, ia ingin belajar dari Lee Kuan Yew bagaimana caranya memilih Menteri yang pintar. Maka dia datang ke Singapura diam-diam. Bagaimana caranya memilih Menteri yang pintar, Pak Lee?? Gampang, jawab Lee, “Kita test saja kecerdasannya”. Dan tokoh Singapura itupun Memanggil perdana menterinya, Goh Chok Tong. Lee mengajukan satu pertanyaan yang harus dijawab Goh dengan cepat dan tepat :
“Hai, Chok Tong, misalkan orang tuamu punya anak tiga orang, Siapakah gerangan anak yang bukan kakakmu, dan Bukan pula adikmu?” Goh menjawab dengan tangkas,”Ya itu saya sendiri.’
Lee bertepuk tangan, “Angka 10 untuk Goh. Sebab itu dia kupilih!”
Tresno sangat terkesan dengan cara memilih gaya Lee Kuan Yew ini. Dia pulang ke Jakarta dan segera mau menguji Moko “Pak Moko,,” kata Tresno, “Saya ingin menguji sampeyan. Ada satu pertanyaan yang harus sampeyan jawab : “Misalkan orang tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakak sampeyan dan bukan pula adik sampeyan??”
Ternyata Moko tidak segera bisa menjawab. Tapi dia punya akal dan minta permisi sebentar keluar ruangan, dimana menunggu Surata.”Coba mas Rata”, Katanya kepada bawahannya ini.”Misalkan orang tua situ punya anak tiga orang. Siapakah gerangan anak yang bukan kakak situ dan bukan pula adiknya situ??”
Surata berfikir lima menit, lalu menjawab :”Itu saya, Pak.”
Moko senang bukan main, da masuk kembali ke ruang Tresno. Dia langsung maju.”Jadi tadi petunjuknya… eh, pertanyaannya bagaimana,Pak Tres??”.
Tres dengan sabar mengulangi,”Orang Tua sampeyan punya anak tiga orang. Siapakah anak yang bukan kakak sampeyan dan bukan adik sampeyan??”
Moko kali ini menjawab tangkas :”Ya..Surata, Pak!!”. Tres ketawa geli..”Pak Moko ini gimana!! Jawabnya yang benar, ya..Goh Chok Tong, dong!!”
***

@TENGKORAK MUSA.
Seorang turis sedang berkunjung ke Yerussalem.
Seorang Yahudi menawarkan kepadanya sebuah tengkorak.
”Tuan, ini tengkorak kepala Musa, harganya Cuma 100 dollar.
”Tidak!!”, jawab turis itu,”terlalu mahal”.
”Bagaimana kalau yang ini?!”, katanya sambil Memperlihatkan tengkorak yang lebih kecil,
”Hanya 50 dollar”.
”Tengkorak siapa ini???”
”Ini kepala musa semasa kecil”.
”Hah…??!!!”
***

@BISNIS BESAR.
Seorang pemuda mengirim ayahnya sehelai baju hangat yang dibelinya seharga 200 dollar.Supaya ayahnya tidak ribut, ia mengatakan bahwa harga baju itu hanya 10 dollar. Seminggu kemudian ayahnya menelepon,”Wah luar biasa!!” serunya, ”Baju itu berhasil kujual 25 dolla”r.
Ini bisnis besar, cepat kirim selusin lagi!!”.
(Buah dari berbohong).
***

@MARRIED.
”John, i can see that all of your buttons are sewed on perfectly.
You must be married!”
“Thant’s wright. Sewing on buttons was the first thing my wife taught me
on our honeymoon!!”
***

@ANTIQUE.
Son to his father as they watch TV
“Dad, tell me again how when you were kid,
you had to walk all the way across the room to change the cannel”.
***

@KRITIK SEORANG ANAK.
Salah seorang anak presiden Amerika, Theodore Roosevelt, menerangkan perihal sifat ayahnya sebagai berikut:
“Ayahku selalu berambisi menjadi pusat perhatian masyarakat. Apabila menghadiri pesta perkawinan, ia ingin menjadi pengantinya, dan jika menghadiri pemakaman jenazah, ia ingin menjadi jenazah.”
***

@ORANG BUTA DAN LAMPU.
Seorang buta berjalan membawa gentong diatas pundaknya sambil menenteng lampu.
Berjalan menuju sungai untuk mengisi gentong itu.
Seseorang yang melihatnya berkata,”Wahai orang buta. Malam hari akan siang hari sama saja bagimu.
Lalu apamanfaat lampu itu? Orang buta itu menjawab,”Hai orang yang suka mencampuri urusan orang lain!!
Lampu ini kuperuntukan kepada orang yang buta hati, agar ia tidak terpeleset atau menabrakku.”
***

@TIANG BENDERA.
Seorang Bupati memerintahkan satpam untuk mengukur tiang bendera.
Bupati: ”Satpam, coba ukur tiang bendera itu, berapa meter tingginya??”
Satpam: ”Siap, Pak!!” (sambil membawa tali, dia memanjat tiang bendera.)
Bupati: ”Nanti kamu jatuh kalau memanjat begitu. Kan bisa kamu robohkan lalu kamu ukur.”
Satpam: Kalau dirobohkan dulu baru diukur…
Itu bukan tingginya, Pak?! Tetapi panjangnya..
Bupati: (Agak dongkol.)
***

@JAM DERMAWAN.
Seorang Yahudi meninggal dunia. Sambil menunggu keputusan akan dimasukan ke syurga atau neraka.
Ia disuruh menunggu oleh malaikat. Sambil menunggu ia melihat jam-jam dinding yang banyak sekali.
Tetapi kecepatan masing-masing jam berbeda. Ada yang lambat ada yang cepat. Ia bertanya kepada Malaikat,
”Ini jam apa??. Kata malaikat, ”Oh, ini jam setiap bangsa didunia. Kami menyebutnya jam dermawan.
Semakin lambat perputaran jam tersebut, semakin dermawan bangsa tersebut.
Katanya, ”Oo, kalau begitu mana jam Yahudi??”
”Oh, jam Yahudi. Jam itu sangat berguna bagi kami, jadi tidak kami letakkan disini,
tapi kami letakkan didapur sebagai KIPAS ANGIN….
***

@ KHUSYUK.
Nasrudin sedang berada dimasjid, duduk khusyuk berdoa dideretan orang-orang yang alim.
Tiba-tiba salah seorang diantara mereka nyeletuk, ”Aku ragu.., jangan-jangan kompor dirumah masih menyala.”
Orang yang duduk disebelahnya berkata: ”Dengan bicara begitu, doamu batal lho.
Kamu harus mulai lagi dari awal.”
”Kamun juga,” kata orang yang duduk disebelah orang yang kedua ini.
”Alhamdulillah!!” kata Nasrudin keras-keras”, Untung aku tidak bicara.”
***
up date : 31 Mei 2012. Pukul : 08.12 WIB

@PERCAKAPAN USTADZ DENGAN DPR.
DPR : “Pak Ustadz, jikalau DPR sama Menteri…, Hebat mana?”
Ustadz : “Hebat Bapak…., Bapak Menteri gak berani perintah2 anggota DPR. DPR bisa perintah2 Menteri” Ujarnya santun.
[si DPR nyengir seneng]
DPR: “Lhaa…, jikalau saya sama ketua KPK hebat mana ??”
Ustadz : “Hebat bapak DPR juga lah…, kan Ketua KPK dipilih sama Bapak juga, DPR tidak dipilih dari KPK”
[si DPR nyengir nya makin lebar, ustadz bener juga nih kata dia]
DPR: “Nah ini pertanyaan di jawab dengan benar lagi nih ustadz, jikalau saya dengan Nabi hebat mana?”
Ustadz : “Masih hebat bapak lah…”
DPR : “LAH?!! KOQ BISA..??” (KAGET)
Ustadz: “YA BISA LAH..” (Lalu melanjutkan ucapannya..)
“Kalo Nabi masih takut sama ALLAH, sedangkan Bapak sudah gak ada takut-takutnya sama ALLAH”
KORUPSI UANG RAKYAT MILYARAN, TANPA NGERASA SALAH -,-”
DPR: [Cengar-cengir doank kaya kebo di sawah.. :-D ]
A ditambah N ditambah C ditambah U ditambah R = ANCUR!
***

@SPANDUK SAMBUTAN DAVID BECKHAM
Beberapa waktu lalu saat negeri ini dapat kunjungan seorang DAVID BECKHAM bersama klubnya LA. GALAXY, semua orang latah untuk menyambutnya, bahkan seorang Syahrini pun rela merubah gaya rambut dengan “Jambul Katulistiwa” untuk mendapat perhatian dari David Beckham.
Hal ini berlaku juga bagi seorang pejabat yang membuat spanduk menyambut kedatangannya.
“Spanduk sudah terpasang pak”, lapor anak buah pada atasannya.
“Mana coba saya lihat!”, kata Pejabat.
Di spanduk itu tertulis, “SELAMAT DATANG DAVID BECKAM”.
“Bodoh! itu salah, mana huruf H-nya? ganti!”, teriak pejabat marah. (maksudnya BECKHAM)
Beberapa saat kemudian,
“Lapor pak, spanduk sudah diperbaiki”, lapor anak buah sambil memperlihatkan spanduk “SELAMAT DATANG H. DAVID BECKAM”.
“Tolol!! maksudnya huruf H dibelakang K!”, Teriak pejabat benar2 murka.
Beberapa saat berlalu,
“Lapor, Perbaikan telah selesai!”, kembali anak buah menunjukkan spanduk “SELAMAT DATANG KH. DAVID BECKAM”
“Pletaaaakk..!!”
#Tepok Jidat
***

@SPECIES
‎1 species yang sekarang hampir punah di negara kita. Sayangnya tetap tidak menjadi fokus perhatian para ilmuwan dan khalayak ramai.
Species itu adalah Pejabatus en Aparatus Jujurus Indonesiensis.
#Jangan lupa, tulisan ilmiah dimiringin, atau dikasih garis bawah gitu deh. :D
***

@SYAIKH AL-UTSAIMIN DAN SOPIR TAKSI.
Suatu saat syaikh al-utsaimin hendak pergi kesatu tempat, beliau memanggil taksi, dalam perjalanan rupanya si sopir taksi hendak berkenalan dengan penumpangnya seraya bertanya:
SOPIR TAKSI: “Syaikh, siapa nama anda?” 
Beliau menjawab: “Muhammad ibn Al-utsaimin”.
Sopir itu menyangka penumpangnya ini sedang bercanda karena dia memang tidak mengenal Syaikh al-Utsaimin karenanya dia tidak tahu bahwa yang berada didalam mobilnya benar-benar Syaikh al-Utsaimin.
Syaikh balik bertanya kepada sopir taksi itu: “Nama anda siapa?”
Sopir itu menjawab enteng: “Nama saya Abdul Aziz bin Baz”.
Karuan saja Syaikh al-Utsaimin ngakak lalu beliau berkata: ” Tapi Syaikh bin Baz tidak dapat meilihat dan tidak bisa mengemudikan mobil..”
#Dari buku canda Nabi shallallahu alaihinwa sallam dan orang-orang shalih. :D
***

@DOA MASUK PARLEMEN:
Caleg (Calon Anggota Legislatif) bertanya; “Ustadz.. saya mau maju menjadi Anggota Legislatif dan masuk ke Parlemen, apa ya doanya tadz ?”
Ustadz: (Menjawab); “Allahumma inniii a’udzubika minal khubutsi wal khobaa its..”
Caleg (Calon Anggota Legislatif) : “Maaf tadz, itu bukannya doa masuk WC ya ?”
Ustadz: “Coba antum perhatikan artinya.. :)
#Kisah nyata dari Ust Mustofa Bishri, menjadi refresh dalam kajian Ust Habibullah Qomarudin, Lc . Kalo diresapi dan direnungi, bener juga ya. Hohoho.. :D
***

@KATANYA:
“Laki-laki itu bebas memilih, dan perempuan itu bebas untuk menolak”. #Salam, Jomblo Tegar dan Sabar -.-” 
***

@DISKUSI ANTARA KYAI DAN JIN (Pake Bahasa Sunda)
Hiji Kyai keur ngobrol jeung jin,
“Hai jin…saha deui nu di pikasieun Ku maneh di dunya ieu iwal ti jalma nu taat Ka pangeran?” ceuk Kyai, nyarios.
Bari cengar cengir Jin ngajawab, “si Ujang nu Tukang ngaput Kyai…”
Kyai reuwas, “Kunaon maneh sieun?!”
Bari ngadaregdeg eta jin ngomong;
“Aing sieun di VERMAK, kamari pas ngaliwat imahna aya tulisan, VERMAK JIN SAGALA JENIS”.
#Hehee, hampura Aa-Teteh. Justkidding ieu mah. Piss lah nya! n_n”
***

@JOKE IDUL ADHA…
Ada orang gila lagi ketawa sendirian dïpinggir jalan, lewatlah seseorang yang sedang bawa kambing buat kurban…
Orang gila : “Hari gene jalan-jalan kok bawa monyet … ?”
Orang lewat : “Dasar gila, yang gini namanya kambing tau ? … bukan monyet !!!”
Orang gila : “Helllllooooo… pleaseeeee dueeechhh gua kan ngomong sama kambing loe, bukan sama elu bos … !!! =D “
(maksudnya: ada kambing bawa monyet (orang lewat), versi orang gila)
***

@INTERVIEW
#Begini nih jadinya kalo orang @L4Y ngikut tes interview kerja#
HRD : Apa motivasi anda bekerja pada perusahaan kami?
Alay : Mao tau ajjah appa mw tw bangeeeettzz… ?? (sambil ngedipin mata kayak orang cacingan)
HRD : Apakah anda type orang yang serius dalam bekerja?
Alay : Ciyuuz… ?? Miapah… ?? Enelan dund eaa…
HRD : Perlu anda ketahui bahwa perusahan ini adalah PMA terbesar di Indonesia!
Alay : Truuz guweh musti kaget kejengkang?! terus guling-gulingan di atas pecahan kaca sambil bilang ”WOoWw”Githu..??
HRD : Maaf mba, disini bukan untuk pertunjukan debus..!!
Alay : Teruuuzz… masalah bwt Lo. Hah… ?!!
HRD : Maaf… anda tidak bisa diterima bekerja di perusahaan kami..!!
Alay : Hellooooowwww… Lo pikir Lo tuh siapaa!? maseh banyak kalee yang mw nerima gw apa ada’y… so what gtu loh!
HRD : Pintu keluar ada di sebelah sana, silahkan anda KELUAR SEKARANG..!!!
Alay : Ciyeee ciye Ciieeee… ngambeg ni yeee…
HRD : Heh centong aronan ”Lo gw End..!!”
Alay : Capcuss boo… ada gorila papua ngamuk, yuuukk… yaaakk… yuuuukkk.. iihh..!!
(Hikmahnya: Kalo interview itu butuh serius sob, ada waktunya kita pake bahasa gaul, atau bahasa planet)