Sabtu, 27 April 2013

Dongeng Anak Islami

 PAK SERKAH
 
Pada suatu masa, hiduplah Pak Serkah dan keluarganya. Pak Serkah hanya bekerja sebagai pedagang keliling. Hidupnya serba kecukupan. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Nana. Barang-barang yang dijualnya ada ember, gayung, tempat minum, tempat makan, dan lain-lain. Semua barang dagangannya itu dimasukkan-nya kedalam sebuah gerobak tua pemberian Kakeknya yang sudah meninggal. Itulah hadiah terakhir Pak Serkah dari Kakeknya.
Pada suatu hari, seperti biasa, Pak Serkah berkeliling menjual dagangannya. Namun, apa yang terjadi? Dagangan Pak Serkah tidak laku sama sekali. Pak Serkah duduk di taman kota sambil termenung. “Oh… sungguh malang nasibku ini…”, gumam Pak Serkah dalam hati.
Tiba-tiba seorang Kakek tua yang berwajah mirip sekali dengan Kakek Pak Serkah datang. Dia berpakaian kumal, penuh tambalan, dan membawa sebuah topi berisi beberapa keping uang receh. Ternyata dia adalah seorang pengemis.
“Maaf, Pak, jujur, saya ingin membantu. Tapi dagangan saya hari ini tidak laku sama sekali. Jadi, saya tidak memiliki uang…”, kata Pak Serkah. “Oh… terima kasih,”, kata Pengemis itu, lalu berbalik arah. “Tunggu dulu, Kek! Tapi Kakek boleh mengambil salah satu dari barang saya ini. Saya ikhlas, kok!”, ujar Pak Serkah.
Kakek Pengemis itu lalu berbalik arah lagi, lalu mengambil salah satu barang dari gerobak Pak Serkah. “Terima kasih, Nak! Semoga Allah memberimu balasan yang lebih besar. Tapi ingat, setelah kau menjadi kaya, sisihkanlah sebagian uangmu dan gunakanlah untuk beramal,”, kata Pengemis itu.
Pengemis itu pun pergi. Tak berapa lama setelah Pengemis itu pergi, sebuah bus berhenti di situ. Semua penumpang turun dan mengerubungi Pak Serkah. Ada yang membeli ember, gayung, topi, dan lain-lain. Semuanya laku terjual. Bahkan tempat minum bocor pun laku.
Pak Serkah melongo. “Bagaimana ini bisa terjadi?”, gumam Pak Serkah bingung. Sudahlah… ini kan rejeki, rejeki patut disyukuri… Pak Serkah menenangkan diri.
Saat Pak Serkah menengok ke gerobaknya, Pak Serkah melihat tempat makannya dan topi yang robek pun laku terbeli. Pak Serkah mulai sadar, kalau segala barang yang dimasukkannya ke dalam gerobak itu pasti akan laku terjual.
Pak Serkah lalu pulang ke rumahnya dengan wajah yang berseri-seri. “Kenapa Bapak terlihat begitu bahagia, Pak?”, tegur Nana. “Mungkin semua dagangannya laku terjual,”, kata Bu Tiauw, istri Pak Serkah. “Benarkah, Bapak?”, Tanya Nana. Pak Serkah mengangguk.
Keesokan harinya, Pak Serkah mulai memasukkan barang dagangannya ke dalam gerobak kesayangannya itu. Dan…. seperti kemarin, semua barang yang ditaruh di situ laku semua!
“Alhamdulillah…”, gumam Pak Serkah bangga.
Semakin lama, Pak Serkah menjadi kaya. Rumah nya yang terbuat dari gedek’ (anyaman), sekarang sudah dibangun menjadi dinding dari beton, dia sekarang sudah memiliki sawah yang berhektar-hektar luasnya, kebunnya sangatlah luas, dan dia juga sudah memiliki kios tersendiri. Semua barang dagangannya ditaruh di gerobak ajaibnya, supaya cepat laku. Semakin lama, Pak Serkah memang menjadi kaya. Namun, semakin lama, Pak Serkah membagi uangnya menjadi tiga bagian. Satu itu keperluan keluarga, satu untuk membeli barang dagangan, dan satu untuk beramal. Pak Serkah semakin lama berpikir kalau semuanya itu adalah kenikmatan yang patut disyukuri. Tapi, Pak Serkah malah tidak begitu mensyukurinya. Uang yang disisihkannya untuk beramal kini semakin menipis, bahkan sekarang tidak ada lagi beramal. Dia hanya membagi uangnya menjadi dua. Satu untuk keluarga, dan satunya lagi untuk membeli barang.
Pak Serkah merasa ingin membeli traktor untuk sawahnya, lalu ingin membangun kolam ikan di kebun yang harganya mahal, membuat peternakan, dan bahkan, Pak Serkah ingin membeli sawah lagi!
“Pak… kenapa Bapak sekarang tidak pernah beramal lagi?”, tegur Nana suatu saat, saat mereka makan malam bersama. “Eeee…. Mmm…. sebenarnya Bapak juga ingin memberi mereka sedekah, Nak. Bapak jujur….”, kata Pak Serkah. “Kalau begitu, kenapa sekarang Bapak tidak menyisihkan uang untuk beramal lagi?”, Tanya Bu Tiauw.
“Begini, Bu, semakin lama kebutuhan kita semakin banyak saja. Kalau saja kebutuhan kita tidak sebanyak ini, Bapak pasti akan bersedekah.”, Pak Serkah memberi alasan. “Ah, itu cuma alasanmu saja, Pak. Pokoknya, aku ingin kita bersedekah.”, kata Bu Tiauw. “Jangan memaksa, Bu…”, kata Pak Serkah. “Bapak, kalau Bapak tidak mau beramal, nanti, di akhirat nanti, Bapak pasti akan dihukum oleh Allah SWT.”, kata Nana.
“Kalian berdua sama saja. Pokoknya aku nggak mau. Aku merasa sekarang kebutuhan kita semakin bertambah, jadi, uang yang kita butuhkan semakin banyak juga,”, kata Pak Serkah. “Bapak ngomongnya kok diulang-ulang terus, sih? Kayak kaset rusak aja, deh!”, ledek Nana. “Gggrrrhhh….. kamu ini anak kecil kok!!!”, marah Pak Serkah.
Pak Serkah tidak peduli dengan apa yang dikatakan Bu Tiauw dan Nana, akhirnya, Pak Serkah tidak mau beramal. Tidak mau beramal meski hanya sedikit.
Namun, disamping itu, Bu Tiauw dan Nana selalu beramal dan berinfaq. Diam-diam, kadang, Bu Tiauw mengambil sebagian uang Pak Serkah untuk diinfaqkan. Bu Tiauw dan Nana memang berhati mulia.
Pada suatu hari, saat Pak Serkah melihat dompetnya, Pak Serkah kebingungan, uang sebesar Rp. 200.000,00 nya hilang. Pak Serkah tidak tahu kalau Bu Tiauw mengambilnya.
“Bu, tadi ada pencuri yang mengubek-ubek dompetku, nggak?”, Tanya Pak Serkah pada Bu Tiauw. “Nggak ada, kok! Tapi cuma aku dan Nana yang masuk. Dan kami berdua pastinya bukan pencuri, kan?”, jawab Bu Tiauw, pura-pura tidak tahu.
“Ya Allah…. apakah ini hukumanmu bagi hambamu yang kurang bertaqwa ini?”, gumam Pak Serkah dalam hati. Mulai dari hari itu juga, Pak Serkah rajin beramal dan berinfaq lagi. Uangnya dibagi menjadi tiga bagian lagi.
“Bu, apakah Bapak sudah insyaf?”, Tanya Nana suatu saat. “Bukannya insaf Nana… Tapi Bapak-mu itu sudah menyadari kesalahannya. Jadi, dia berusaha menghapus kesalahannya itu,”, jelas Bu Tiauw. “Oh…”, kata Nana mengerti.
Tiba-tiba Pak Serkah datang. “Bu… semua amalan sudah saya berikan. Saya sudah meminta maaf kepada Allah yang maha esa. Sekarang, tidak ada lagi pencuri yang mengambil uangku. Mungkin Allah sudah mau mengampuniku,”, kata Pak Serkah. “Pak… sebenarnya ini rahsia. Tapi yang namanya keluarga tidak boleh ada rahasia-rahasiaan.”, kata Bu Tiauw. “Ok!” “Tidak ada pencuri yang datang. Semuanya aman. Akulah yang mengambilnya untuk beramal. Tapi maaf kalau aku tidak bilang,”, jelas Bu Tiauw. Hahaha… Mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak.
“Aku tidak akan sombong lagi, dan kau juga tidak boleh mengambil uang orang tanpa ijin ya, Bu…”, kata Pak Serkah. “Aku senang Bapak menjadi orang yang baik lagi, Pak…”, kata Bu Tiauw.
Perlu diketahui, orang yang pelit akan mempersempit rejekinya. Dan suka beramal bukan membuat orang yang beramal menjadi miskin. Akan tetapi, di akhirat nanti, Allah pasti akan membalas kebaikan dengan kebaikan. Dan begitu pula sebaliknya.
Dikirim oleh: Donita Keizha Az-Zahra

ARTIKEL MENARIK LAINNYA
TK MUJAHIDIN 2 SBY:

Minggu, 21 April 2013

MBA PUNYA CERITA


 Kisah ini adalah suatu kejadian yang nyata. Ya.. kisah yang menggambarkan bagaimana indahnya suatu kebersamaan . Semua orang pasti percaya kalau kebersamaan itu seperti suatu benteng yang kuat dan terlihat indah. Itulah yang dirasakan oleh orang-orang yang mempunyai kebersamaan yang kuat.
Berbicara tentang kebersamaan mungkin banyak orang yang mengetahui artinya... tapi kita yakin sedikit sekali yang dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan ini...
Hmmm.... kalau masalah pengaplikasian... kita sudah sama-sama tahu.. memang sulit....
Namun di sini berbeda... apa yang dikatakan orang kebersamaan itu terbukti adanya...
Boleh percaya atau tidak.... tapi inilah adanya....

Yaa... inilah salah satu kebersamaan yang dimiliki oleh MBA..

MBA OK..

Mereka berasal dari tempat yang berbeda-beda.. ya.. ada yang dari kambang, tarusan, bayang, batusangkar, padang, solo, solok, dan ada juga yang dari muaro.. haha.. memang tempat yang terpisah-pisah.
Namun, dengan tempat yang terpisah itu bertemulah mereka di suatu rumah. Ya... rumah yang agung.. rumah yang mulia.. yaitu Baitul ‘Arafah.
Dari namanya saja sudah dapat kita artikan “rumah pertemuan”. Ternyata memang benar, rumah tersebut menjadi tempat bertemunya insan-insan ini.
Tua.. Muda.. Miskin.. Kaya.. tak jadi penghambat untuk munculnya kebersamaan ini. Hmm... memang sesuatu yang luar biasa.. jarang kita dapatkan kejadian ini pada zaman sekarang. Hal ini menjadi suatu cahaya benderang bagi MBA.
Beberapa kegiatan pun dilakukan. mulai dari mengurus remaja.. TPA.. Pesantren Ramadhan dan acara-acara lainnya yang tentunya bersifat keagamaan.
Yaa... kegiatan yang dijalani memang banyak dan tentunya ini tidak berjalan mulus saja.. rintangan demi rintangan pasti ada.. namun berhasil dilewati. Yaa.. apalagi yang dapat membuat itu berhasil kecuali dari kebersamaan yang mereka miliki.. dan imannya kepada Allah SWT.
Di balik kegiatan keagamaan.. mereka juga memiliki kegiatan yang bersifat refreshing.. HHmmm... memang indah...


Yaa... inilah salah satu bentuk kegiatan refreshing mereka.... haha... lucu.. dan mengasyikkan.

Anak-Anak MBA Ke Pariaman Naik Kereta Api

MBA Liburan Ke Pantai Pariaman.... hmm... enaknya....

hahaaaa......... cantik2 juga ya....
Remaja Baitul ’Arafah Ke Pariaman
 

haha.... lagi nyantai d pantai carocok...

hmmm........ ihat lah senyuman indah yang terpancar..... haha...

haha... inilah ayah dan anak... yang sempat balangga d bukik Taratak .. haha...

Hhaha... Mas Tono OK.. bangeeet..

HAHA.... MBA OK...

hahaa........ Gebby terkapar siap jatuah d bukik taratak....

haha...... www.C4ROCOK.COM

beberapa PRIA gagah di MBA.... hahaha....
Senyum-senyum indah keluar dari wajah mereka.. di sini terlihat suatu nikmat Tuhan yang di berikan kepada umatnya manusia.. Subhanallah...
Hmmm... memang sesuatu hal yang jarang terjadi... yaa... itulah hebatnya ’Arafah.. ia dapat menghasilkan anak-anak yang terdidik.. dan mempunyai jiwa kebersamaan.
Semua itu memang tak terlepas dari pemimpin kami.. yang memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat.


hmm... Jendral MBA... haha.. OK.. kann!!
Inilah dia Pemimpin TPA n Remaja MBA.... namanya Deflaming,S.SosI. biasa disebut Bg Def atau Bg Aming... haha..

Jika dilihat dari raut mukanya ia adalah pemimpin yang ramah dan murah tersenyum.. dan memang benar... semua anggota dekat kepadanya.. dan menghormati dia karena wibawa yang dimilikinya. Hmmm... memang Hebat..
Ia juga memiliki seorang istri yang setia menemaninya.... Rini anggraini,ST.. yaa. Itulah sesosok wanita yang setia menemaninya kapanpun dan dimanapunHaha... maaf kalau berlebihan.. namun itulah dia..

Inilah pasangan yang mempunyai kesetiaan yang tinggi (Deflaming & Rini Anggraini). Haha....

 Selain itu.. MBA juga mempunyai pilar-pilar lainnya.. yang pertama adalah Pak Jon... hmm.. beliau adalah seseorang yang kuat pendiriannya terhadap Islam... ia juga menjadi seorang guru yang baik dalam kebersamaan kami.. yang kedua adalah Mas Tono... haha... ia adalah seorang yang memiliki sifat kedermawanan... contohnya saja (uang julo-julonyo untuak TPA) haha... ok banget..
Kemudian MBA juga  memiliki ”3 PEMUDA SERANGKAI”... haha.. dia adalah Gebby, Iyenk, Ipad. Bicara soal Gebby ia adalah murni anak didik MBA dari kecil... hingga akhirnya ia sempat menjadi Ketua Remaja MBA.. dan kini mungkin sudah bisa pula menjadi guru bagi santri-santrinya... kalau Iyenk, ia adalah seseorang yang juga memiliki kepribadian yang kuat... ia juga di juluki anaknya Pak Jon... karena kemiripan sifatnya dengan beliau... haha... mantab..
Jika bicara tentang Ipad... waaw.. sungguh luar biasa.. semua potensi mungkin ada pada dirinya.. memiliki kepercayaan diri yang kuat, kata-kata yang di keluarkannya pun penuh dengan pantun-pantun indah.. yang mungkin juga kadang-kadang tidak nyambung.... haha.... Mereka ber-3 pernah menjadi pengurus Remaja MBA dalam satu periode... dan pada saat itu remaja MBA mengalami masa-masa kejayaannya... hmm.... Hebat.
Selain itu MBA juga memiliki sesosok manusia yang keras suaranya, besar badannya.. namun tegap pendiriannya.. hahaha.. itulah dia Bg Juned.. bicara tentang bg Jun. Waduh... banyak yang bisa di ceritakan.. sifatnya yang suka mebuat lucu dan kadang-kadang juga membuat kesal... membuat MBA semakin berwarna... namun kekesalan itu hilang akibat kocaknya .... haha..
Juga tidak ketinggalan tentang UAN LIMIN... haha... Uan memang pengurus yang hebat.. ia juga langsung bertindak sebagai pekerja dalam pembangunan MBA.., ikuik pai bali jawi Korban.. dll.. haha... ( Mintuo Bg Jun ma.... haha...).
Setelah itu ada lagi yaitu Buk Amna.. Beliau adalah ”MINTUO BASAMO”... hahaha... (kalau alah malam pulang rapek.. harus dicaliak an pulangnyo... haha)..
Hmm... Banyak pilar-pilar  lain MBA yang mungkin tak bisa diceritakan di sini... beliau adalah Pak Dodi, Buk Neni, Mas Adi, Vani, Buk Sol... dan semua yang tergabung di MBA..

Memang kebersamaan yang indah... yang mungkin jarang kita temukan pada zaman sekarang ini.
Banyak cerita yang terjadi di ’Arafah... yang mungkin tak akan dapat tertulis satu-persatunya.... semua berada dalam suatu ingatan yang indah...
Akan tetapi... mereka tetap meyakini bahwa tidak selamanya mereka akan dapat seperti ini. Namun, kebersamaan itu tak akan pernah hilang ia akan ada untuk selamanya..  walaupun pada akhirnya nanti mereka akan terpisah-pisah kembali.. yaa... mereka akan kembali melanjutkan kehidupan ini..
Kehidupan yang mungkin hanya sementara...

Tapi yakinlah... pada suatu hari nanti... mereka akan berkumpul kembali.. dan membuat hal-hal yang luarbiasa lagi.... yang tentunya akan terlihat dengan indahnya kebersamaan yang mereka miliki.

Itulah hebatnya Baitul ’Arafah.... Orang-orang yang tadinya kecil.. dan terpisah-pisah..sekarang menjadi sekumpulan orang yang hebat dan mempunyai jiwa kebersamaan yang hebat....

Ini Juga Beberapa Kegiatan yg ada di MBA..... HAHA... mantab...


wow..... berbahaya.. haha... mantab..

hmmm.... indahnya d Masjid Dzikrullah..

OK... JUGA....

haha... Ipad makan surang-surang se...

hmm... enaknya buka bersama...

nah... inilah dia santri-santri MBA..

INI JUGA.... buka bersama remaja MBA... asik lho...

BAITUL ’ARAFAH..... TAK KAN PERNAH TERGANTI
By : MBA

Kamis, 04 April 2013

Celoteh Bocah

SI MANYUN DAN SI INGUSAN
“Kenalkan, namaku Si Manyun. Kamu tahu kenapa aku dipanggil Si Manyun? Karena aku selalu manyun. Kalau diam aku selalu manyun, kalau bicara aku juga manyun, setelah tertawa pun aku juga suka manyun.”
“Kenalkan, namaku Si Ingusan. Kamu tahu kenapa aku dipanggil Si Ingusan? Karena aku selalu ingusan. Suara sentrap-sentrupnya pasti bikin jijik, ya? Maafin, ya. Habis mau gimana lagi?”
Si Manyun dan Si Ingusan pun bermain bersama. Mereka berdua bermain petak umpet. Si Ingusan kesal sekali, karena dia selalu saja kalah. Tempat persembunyiannya selalu saja berhasil ditemukan Si Manyun.
“Kenapa ya, aku selalu ketahuan?” tanyanya heran.
“Karena kamu ingusan,” jawab Si Manyun. “Suara ingusmu kedengaran, jadi aku tahu tempat persembunyianmu.”[]
Diceritakan oleh Bintan Fathikhansa di depan Anindya Rahmakhansa
Ditulis oleh Bang Aswi [16 April 2010]
=====
MEREKA TAK MAU MENGALAH  [1]
Abi : Susunya mau diambilin, Kak?
Kakak mengangguk.
Adek : Susunya jangan diambilin….
Abi : Biarin atuh, Dek….
Adek : Jangaaan….
Abi : Kenapa? Kakak, kan, anak Abi juga.
Adek : Bukan. Kakak mah anak Umi. Adek yang anak Abi.
Abi : Lho?! Adek anak Abi, Kakak juga anak Abi.
Adek : Bukan. Adek anak Abi, Kakak anak Umi.
Abi : Adeeek. Abi anaknya dua, yaitu Adek dan Kakak. Umi juga anaknya dua, Adek dan Kakak.
Adek : Nggak mau! (Merajuk dan matanya mulai berembun) Adek anak Abi aja, Kakak anak Umi.
Ditulis oleh Bang Aswi [Medio April-Mei 2010]
=====
MANDI SAMA BEBEK
Pada suatu hari Adri (2 tahun) menangis meraung-raung. Alasannya sederhana saja, dia tidak mau mandi! VLa pun telah mempersiapkan beberapa ‘persenjataan ‘ yang mumpuni sebagai cara untuk membujuknya agar mau mandi.
Adri: Gak mau mandi…. Pokoknya gak mau mandi…. GAK MAUUU….
VLa: Mandi, ya? Kan, biar bersih badannya, biar sehat. Ini, mandinya sama bebek. Niiih … (VLa menyodorkan mainan bebek dari karet)
Adri: GAK MAU MANDIII…. (tambah mengamuk) GAK MAUUU …!!!
VLa: (mengubah suara) Hallo, Adri, aku bebek. Kita mandi, yuk…! (VLa menggoyangkan boneka bebeknya seakan-akan berbicara pada Adri)
Pada saat itulah mata Adri langsung berbinar cerah meski masih terlihat bekas uraian air mata. Senyumnya langsung mengembang dan tangannya pun langsung menyongsong boneka bebek dari tangan VLa. Katanya, “Yuk! Yuk! Ayo kita mandiii!!!” Dia pun dengan penuh semangat beranjak ke kamar mandi.[]
Ditulis oleh VLa
Diedit oleh Bang Aswi [28 Mei 2010]
=====
MENGHITUNG JERAPAH
Pada hari Selasa, 27 April 2010, Ken-Ken (6 tahun) membuka salah satu buku serial Barney terjemahanku. Judulnya “Pergi ke Kebun Binatang”. Salah satu halamannya terdapat foto empat ekor jerapah.
Aku pun bertanya padanya, “Ken-Ken, berapa ekor jerapahnya?”
Ken-Ken lalu mulai menghitung, dan dijawabnya, “Tiga.”
Aku mencoba bersabar, dan kemudian berkata, “Coba dihitung lagi, Ken.”
Ken-Ken pun menghitungnya dan dengan yakin dia menjawab, “Tiga.”
Aku kembali mencoba bersabar dengan memperhatikan foto jerapah yang ada di depan kami. Pada saat itulah aku memahami kekeliruan pertanyaanku. Foto empat jerapah di sana sedang menghadap ke depan dan hanya tiga ekor yang terlihat, karena ekor yang satunya tersembunyi. Berarti jawaban Ken-Ken benar!
NB: Selama ini aku baru sadar bahwa ketika mengajar aku selalu menggunakan kalimat “Ayo hitung …” atau “Berapa…” tanpa menggunakan kata “ekor” sebagai satuan untuk objek binatang. Nah, ketika aku bertanya, “Ken-Ken, berapa ekor jerapahnya?” tentu Ken-Ken menganggap bahwa yang harus dihitung adalah ekornya, bukan jerapahnya. Oh ya, Ken-Ken termasuk anak yang digolongkan “autis”.[]
Diceritakan dan ditulis oleh Maulia
Diedit oleh Bang Aswi [27 Mei 2010]
=====
HARI YANG BAHAGIA
Alhamdulillah, Abi dan Ummi mendapatkan rezeki. Hari ini aku mau jalan-jalan. Rencananya kami mau pergi ke BSM. Aku mau beli boneka dan sepatu, Adek Anin mau beli boneka dan tas.
Selesai berbelanja, kami pergi menonton film di bioskop. Filmnya bagus sekali, yaitu tentang Upin dan Ipin. Kami juga pergi ke taman bermain. Aku dan Adek Anin senang sekali. Kita berdua bermain sepuasnya di sana.
Tak disangka, di sana kami bertemu dengan Nayla, Atta, Ayah Hepi, Ibu Yuni, Arkis, Arvi, Ayah Anton, dan Ibu Novi. Kita pun bermain bersama. Betapa senangnya aku. Kita semua dapat tertawa, berlari-lari, juga naik kereta-keretaan beramai-ramai.
Puas bermain, kita semua pergi ke restoran pizza. Yummy! Kita pun duduk di sekeliling meja besar. Di atasnya banyak sekali pizza beraneka rasa. Juga minuman segar dan ice cream. Wuih, lezatnya.
Akhirnya, kami pun pulang ke rumah. Aku puas, begitu pula dengan Adek Anin. Hari ini aku senang sekali. Terima kasih, Abi dan Ummi.[]
Diceritakan oleh Bintan Fathikhansa (6,5 tahun)
Ditulis oleh Bang Aswi [11 April 2010]

Selasa, 02 April 2013

Teman Kecil ALI

Ali dan keluarganya pergi ke desa di pagi hari pada hari minggu untuk piknik. Ibunya mengatur perlengkapan piknik di atas tanah.
Ibunya telah memenuhi keranjang dengan wortel, kesukaan Ali. Langsung saja, Ali duduk di bawah pohon. Dia membaca buku dan memakan wortel. Dia melihat seekor kelinci mendekati keranjang. Ali duduk perlahan, mencoba untuk tidak menakuti sang kelinci kecil.
“Kamu pasti lapar, kelinci kecil,” katanya.
“Memang benar. Aku sangat suka wortel,” sang kelinci setuju.
“Mari,” kata Ali: “Ayo makan wortel-wortel ini bersama-sama dan berbincang-bincang. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadamu…”
Sang kelinci mulai berbicara: Kami para kelinci tinggal di sarang yang disebut lubang kelinci, yang kami gali di bawah tanah. Dan wortel sangat cocok dengan kehidupan kami di bawah tanah karena mereka tumbuh di dalam tanah. Jadi kami dapat menemukannya dengan mudah. Wortel adalah makanan kesukaan kami, dan Allah telah menciptakan wortel sedemikian sehingga kami tidak kesulitan menemukannya. Karena Allah menghendaki seperti ini, kami tidak mempunyai masalah dalam mencari makanan. Ini adalah salh satu keajaiban ciptaan-Nya.”
Ali berpikir betapa Allah telah menciptakan segalanya dengan cara yang tepat untuk digunakan para hewan. Dia teringat akan jeruk yang dia makan di musim dingin. Dia mengagumi bagaimana jeruk itu dikupas dari kulitnya dalam bentuk terpotong-potong sehingga dia dapat dengan meudah memakannya. Apabila jeruk itu tercipta dalam bentuk yang berbeda, pikirnya, mungkin akan sulit dimakan. Jeruk mengandung banyak Vitamin C, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan Ali bersyukur kepada Allah Yang menciptakan jeruk dalam keadaan siap terpotong dan dikemas sedemikian rupa sehingga orang mudah memakannya. Dan, tentu saja, merupakan nikmat lainnya bahwa kita memiliki gigi untuk memakan jeruk. Allah juga memberikan kelinci gigi depan untuk memotong wortel dengannya.

“Baiklah,” kata Ali, “Kemampuan istimewa apa lagi yang telah diberikan Allah Yang Mahakuasa kepadamu?”
Sang kelinci menjawab: “Allah telah memberikan setiap makhluk kemampuan untuk mempermudah hidupnya. Ada banyak jenis kelinci dengan kemampuan yang berbeda-beda di dunia. Misalnya, kelinci yang tinggal di daerah dingin biasanya berbulu putih, supaya mereka sulit untuk dilihat dan dapat bersembunyi dengan mudah. Kelinci liar seperti aku memiliki kaki dan telinga yang lebih panjang. Kelinci yang tinggal di gurun pasir Amerika memiliki telinga yang besar. Telinga itu membantu kelinci untuk mendinginkan tubuh di panasnya gurun.”
Ali mengangguk: “Setiap orang tahu cerita mengenai kamu dan kura-kura. Kamu pelari yang cepat, bukan?”
“Ya,” sang kelinci mengangguk. “Kaki belakangku lebih panjang dan lebih kuat dari kaki depanku. Jadi aku dapat berlari secepat 40 sampai 45 mil per jam (60 km/jam dan 70 km/jam) dan terkadang melompat sejauh 20 kaki (6 meter) dalam sekali lompatan.”
“Jadi, bagaimana kamu menemukan rumah bawah tanahmu. Dan saat kamu tidak di sana, adakah kelinci lain yang menempatinya?” Ali ingin tahu.
“Beberapa binatang menandai rumah mereka dengan aroma bau,” teman barunya menjelaskan. “Misalnya, rusa kecil Afrika meninggalkan zat yang dihasilkan dari kelenjar di bawah mata mereka. Bau dari zat ini menandai wilayah tempat tinggal mereka. Kami mempunyai kelenjar di taring kami dan kami menandai rumah kami dengan bau dari kelenjar tersebut. Jadi kelinci lain tidak menempatinya dan kami dapat menemukan rumah kami dengan mudah. Tentu saja, ini bukanlah hal yang kami lakukan dengan sendirinya, namun melalui tuntunan Allah.”
“Apakah kamu mempunyai saudara laki-laki dan perempuan?” tanya Ali.
“Kami para kelinci berkembang biak dengan sangat cepat,” jawab temannya. “Induk kelinci hamil dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 28-33 hari. Induk kelinci melahirkan bayi kelinci yang banyak dalam sekali waktu. Sebagai contohnya, aku mempunyai 15 saudara… kelinci muda tinggal bersama induknya dalam waktu sekitar satu bulan. Dan kelinci mempunyai sifat lain: kelinci dapat kawin 3-4 hari setelah dilahirkan.”
Pada saat itu, ayah Ali datang dan bergabung dalam percakapan mereka.
“Aku bahkan tidak mengetahui semua ini, kelinci kecil,” katanya: “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu. Betapa mengagumkannya Dia telah menciptakan seluruh jagat raya dan segalanya dan setiap makhluk di dalamnya. Dalam Al Qur’an Allah Yang Mahakuasa berfirman:
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. al-An’am, 6:102)
Dia telah memberikan kita semua nikmat yang kita miliki agar kita bersyukur kepada-Nya dan mendapat pertolongannya di kehidupan dunia ini di mana kita mengalami ujian yang mempersiapkan kita untuk kehidupan yang abadi. Kamu tahu bahwa Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur’an bahwa dia telah menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah bersyukur atas semua nikmat, mengatur kehidupan kitas sesuai dengan Al Qur’an dan hidup untuk Allah. Allah berfiman dalam Al Qur’an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. al-Kahfi, 18:28)
“Ayah,” tanya Ali: “Kalau ayah coba lihat ke sekiling kita dan memikirkannya, ada begitu banyak yang harus disyukuri, bukan? Pohon yang kita lihat setiap hari, burung yang terbang, kelinci kecil… kalau ayah melihat itu semua dengan seksama, ayah melihat rancangan sempurna pada setiap ciptaan tersebut. Dan hanya daya kreasi yang sempurna dari Allah Yang Mahakuasa yang dapat melakukannya, bukan? Bila tidak, bagaimana mungkin seekor kelinci menjadi cukup pintar untuk mendapatkan semua keterampilan ini dengan dirinya sendiri?”
“Kamu benar, Ali,” jawab sang kelinci: “Kalau Allah tidak memberikan kami semua kemampuan kami saat Dia menciptakan kami, tidak satupun dari kami memiliki kemampuan untuk mendapatkan itu semua dengan sendirinya.”
Ayah Ali menambahkan: “Ali, bagus sekali kita melakukan piknik ini. Awalnya kamu tidak mau pergi bersama kami, namun kemudian kamu berkenalan dengan kelinci kecil ini dan perbincangan kamu telah membuatmu memikirkan beberapa hal.”
“Ayah benar,” Ali setuju. “Perbincangan kita telah membantu aku untuk melihat Allah dalam setiap hal. Terima kasih, kelinci kecil, aku harus pergi dengan ayahku sekarang. Aku akan menanyakan ibuku apakah kami masih memiliki wortel lagi, bila iya, akan aku bawakan untukmu. Sampai jumpa lagi, selamat tinggal.”
“Terima kasih, Ali,” kata sang kelinci kecil. “Semoga Allah memberkatimu.” ["Cerita Anak Cerdas 1" Harun Yahya]